Saturday, September 17, 2011

Emas bisa terperosok ke level US$ 1.650

JAKARTA. Penurunan harga emas berlanjut memasuki hari keempat. Di bursa New York kemarin (16/9), kontrak emas untuk pengiriman Desember 2011 diperdagangkan di harga rata-rata US$ 1.778,9 per ons troi (oz). Emas bahkan sempat menyentuh US$ 1.765,4 per oz.



Bila dihitung dari harga penutupan pekan lalu di posisi US$ 1.859,5 per oz, maka penyusutan harga emas sepekan ini sudah mencapai 5%. Ini merupakan penurunan mingguan emas yang terdalam sejak Februari 2009.
(Sumber dari : http://investasi.kontan.co.id)


Rencana lima bank sentral yakni bank sentral Eropa, Amerika Serikat (AS), Jepang, Swiss, dan Inggris, menggelontorkan pinjaman dollar AS bagi bank-bank di Zona Euro, langsung mengikis pesona emas. "Fear-factor yang menopang pergerakan safe haven mulai tererosi," ujar David Lennox, analis Fat Prophets Sydney, seperti ditulis Bloomberg, kemarin.

Alwy Assegaf, analis Universal Broker, menilai, emas sudah memasuki fase bearish dalam jangka pendek. “Jika posisi support US$ 1.750 per oz tembus, maka emas akan makin melemah ke harga US$ 1.703 per oz dan melanjutkan pola bearish," ujar dia.

Ibrahim, analis Harvest International Futures, malah memprediksi emas bisa anjlok hingga US$ 1.650 per oz jika sampai ke level support US$ 1.750 per oz.

Nico Omer Jonckheere, Kepala Riset Valbury Asia Futures, memprediksi, emas bisa terjerembab di kisaran US$ 1.700-US$ 1.730 per oz. Emas akan lebih mudah tergelincir jika The Federal Reserve tidak jadi melancarkan quantitative easing jilid ketiga.

"Volatilitas emas masih tajam, jadi pergerakannya akan konsolidatif di kisaran US$ 1.700 hingga US$ 1.800 per oz pekan depan," imbuh Wahyu TL, analis Realtime Futures. Ia pesimistis, harga emas bisa menembus US$ 1.900 per oz, akhir bulan ini.

Tahan pembelian

Analis menyarankan agar pembeli emas lantakan menahan pembelian untuk sementara. "Tunggu harganya mendekati US$ 1.650/oz jika ingin membeli emas fisik," saran Ibrahim.

Harga emas batangan di Logam Mulia Aneka Tambang ukuran satu kilogram, kemarin, Rp 520.000 per gram. Nilai itu tergerus 2,62% dari rekor tertingginya, yang tercetak pada 15 September lalu, Rp 534.000 per gram.

Namun para analis kompak meyakini, peluang bullish emas masih panjang. Krisis Eropa dan AS diyakini masih akan berlangsung lama. Proposal stimulus lapangan kerja Obama kemungkinan ditolak oleh Kongres AS karena isu kenaikan pajak bagi orang-orang kaya.

Putusan lima bank sentral tersebut dinilai belum mampu meredakan tuntutan pelaku pasar atas solusi krisis Eropa yang konkret. Dus, kebutuhan emas sebagai safe haven masih akan besar. "AS baru menaikkan bunga tahun 2013, jadi prospek dollar AS jangka panjang sejatinya lemah. Ini sentimen positif untuk emas," kata Ibrahim. Ia memprediksi, akhir bulan ini emas bisa mendaki lagi ke US$ 1.830/oz dan akhir tahun nanti bisa menembus US$ 1.950/oz.

Alwy malah lebih optimis. Menurutnya, emas masih mungkin menembus US$ 1.900 per oz, akhir September ini. Ia mengingatkan, 29 Agustus lalu emas merosot ke harga US$ 1.788 per oz. Namun, sepekan kemudian emas pecahkan rekor di harga US$ 1.900,23 per oz. "Bukan tidak mungkin itu terjadi lagi kali ini mengingat secara teknikal harga emas sudah mencapai titik jenuh jual," jelas dia.

No comments:

Post a Comment